Wednesday, 25 August 2010

3.3 Populasi, Sampel dan Sampling


-->
Salah satu sub bab dalam bab metode penelitian adalah populasi dan sampel. Dalam sub bab ini peneliti menguaraikan secara singkat dan jelas tentang apa atau siapa yang menjadi populasi dan yang menjadi sampel dalam penelitiannya.
1) Populasi
Istilah populasi biasa digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sample sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah semua anggota populasi, maka istilah yang cocok digunakan adalah subjek penelitian. Dalam penelitian survai, sumber data umumnya diistilahkan responden, sedangkan dalam penelitian kualitatif biasanya disebut informan atau subjek.
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan ciri-ciri tertentu yang akan diteliti. Dalam sebuah penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dicari jawabannya. Dalam penelitian motivasi bersekolah misalnya, suatu sampel bisa diambil dari populasi anak usia sekolah. Dalam penelitian tenaga kerja dipilih populasi penduduk usia kerja; dalam penelitian manfaat tanaman air yang diplilih sebagai populasi bisa tanaman enceng gondok.
Berdasarkan sifatnya ada dua macam populasi, yaitu :
a. Populasi Homogen, adalah objek atau sumber data penelitian yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama.
b. Populasi Heterogen, adalah sumber data atau objek penelitian yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda.
2) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Dalam sebuah penelitian tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu/unit dalam sebuah populasi, karena disamping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi, peneliti mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh tetap dapat menggambarkan sifat populasi bersangkutan.
Sering timbul pertanyaan, berapa besarnya sampel yang harus diambil untuk mendapatkan data yang benar-benar representatif (dapat mewakili karakteristik populasi)? Tidak ada jawaban yang pasti, namun setiap peneliti dapat mempertimbangkan empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian:
a. Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi. Makin seragam anggota populasi itu, makin memungkinkan peneliti untuk mengambil sampel sekecil mungkin. Contoh untuk meneliti kualitas deterjen merek SOKLIN, RINSO, WINGS, dan AT-TECK kemasan 1kg, maka kita dapat mengambil satu bungkus saja dari masing-masing merk di toko yang menjual deterjen. Kenapa satu? Karena deterjen dalam masing-masing merek yang diproduksi mempunyai kesamaan/keseragaman yang tinggi.
b. Tingkat ketetapan (kebenaran) yang dikehendaki oleh peneliti, semakin tinggi tingkat ketetapan yang diinginkan, makin besar jumlah sampel yang harus diambil. Jadi sampel yang besar cenderung memberikan penduga yang lebih mendekati nilai sesungguhnya.
c. Rencana analisa, artinya jumlah sampel yang diambil harus mencukupi untuk kebutuhan analisa.
d. Tenaga, Biaya dan waktu.
3) Sampling
Adanya penjelasan secara detail tentang karakteristik atau ciri-ciri populasi yang menjadi objek penelitian sangatlah perlu. Karena dari karakteristik dan ciri-ciri populasi itulah dapat ditentukan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel secara tepat. Tujuan dari penentuan besarnya sampel dan cara pengambilan sampel adalah supaya sampel yang diambil atau dipilih benar-benar representatip, yaitu dapat mewakili keadaan populasi secara cermat.
Sampling merupakan suatu tehnik dalam proses menentukan sampel dari populasi yang ada, yang akan dijadikan penelitian. Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu : 1) pengambilan sampel secara acak/random (random sampling/probability sampling) dan 2) pengambilan sampel yang bersifat tidak acak, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

No comments:

Post a Comment