Wednesday 25 August 2010

3.6 Instrumen Penelitian


-->
Pada instrumen penelitian, peneliti mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel. Instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan perlu dipaparkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan. Apabila instrument berupa alat dan bahan, peneliti harus memaparkan spesifikasi alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang di pakai. Istilah instrumen dalam penelitian eksperimental ilmu-ilmu eksakta (IPA) pada umumnya diganti dengan istilah alat dan bahan.
Data penelitian diperoleh dari proses penelitian yang membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Data tersebut tidak berguna bilamana alat atau instrumen pengukur yang digunakan tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Untuk itu sarat utama instrument adalah harus memiliki dua sifat yaitu validitas dan reliabilitas.
1) Validitas
Validitas adalah kemampuan suatu alat (intrumen) untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Bila seseorang ingin mengukur massa benda, maka orang itu harus menggunakan timbangan. Timbangan adalah alat ukur yang valid bila dipakai untuk mengukur massa benda, karena timbangan memang alat pengukur massa. Bila panjang suatu benda yang ingin diukur, maka peneliti harus menggunakan meteran. Meteran adalah alat pengukur yang valid jika digunakan untuk mengukur panjang benda, karena meteran mempunyai satuan untuk pengukur besaran panjang.
Bagaimana jika menggunakan timbangan untuk mengukur panjang benda? tentu hasilnya tidak valid. Bagaimana kalau mengukur panjang benda dengan menggunakan langkah kaki? Atau jengkal tangan?
2) Reliabelitas
Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur dalam menunjukkan hasil pengukuran yang relatif konsisten apabila pengukuran diulangi beberapa kali. Sebagai contoh: ada dua siswa yang melakukan pengukuran terhadap panjang gedung sekolah. Satu siswa menggunakan meteran terbuat dari logam untuk mengukur panjang gedung, satu siswa lagi menggunakan jumlah langkah kaki. Mereka mengulangi tiga kali pengukuran pada gedung yang sama dengan menggunakan masing-masing alat ukurnya. Siswa pertama, yang menggunakan meteran dari logam memperoleh hasil pengukuran pertama, pengukuran kedua dan pengukuran ketiga tentu relatif sama. Sedangkan siswa kedua, yang menggunakan langkah kaki, besar sekali kemungkinan hasil pengukuran pertama tidak sama dengan pengukuran kedua dan pengukuran ketiga. Hal ini disebabkan kemungkinan langkah kaki pada masing-masing pengukuran bisa saja tidak sama panjangnya. Dari contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa meteran adalah alat pengukur yang reliabel, sedangkan langkah kaki adalah alat pengukur yang kurang reliable untuk mengukur besaran panjang.

No comments:

Post a Comment