Thursday 3 March 2016

Menilik Potensi Sang Putri Malu



Oleh: Vikayanti, S.Si
POPT Muda Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya

Putri  malu  (Mimosa  pudica),  merupakan  tanaman  herba  unik dari  kelas magnoliopsida.  Menurut Setiawati (2008), tanaman asli Amerika  tropis  ini mempunyai banyak  nama  sebutan,  di Jawa  disebut  sebagai kucingan, di Minahasa disebut rebah  bangun,  di  Menado disebut  sebagai daun  kaget, dan di Sunda disebut sebagai si kejut. Dalam bahasa Inggris sang Putri Malu sering disebut sebagai Sensitive Plant Spray.
Tanaman  putri  malu merupakan  herba  memanjat dengan ciri-ciri tinggi  kurang lebih  0,3-1,5m,  batang  bulat, berambut  dan  berduri tempel. Rambut  sikat  pada  batang mengarah  ke  bawah.  Daun kecil-kecil  tersusun  majemuk berbentuk  lonjong,  ujung lancip dan berwarna hijau. Bunga berbentuk bulat seperti bola, warna merah muda. Buah berbentuk polong, pipih. Biji juga bulat dan pipih, akar berupa akar pena yang kuat.
Putri  malu  tumbuh  liar  ditepi-tepi  jalan,  diarea  terbuka  dan  terkena  sinar matahari. Tanaman  ini  mudah  sekali dikenal karena  secara  cepat  daunnya  akan menutup/layu  dengan  sendirinya  ketika  disentuh.  Kondisi  ini  hanya  bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.
Keunikan  dari  perdu  anggota  suku  polong-polongan  ini  dapat  terjadi  oleh karena  perubahan  turgor  pada  tulang  daun, sehingga  daun  dapat  menutup  ketika disentuh,  ditiup  atau  dipanaskan. Gerak  pada putri  malu  ini  sering  disebut  dengan seismonasti (Wikipedia, 2014).
Pada waktu-waktu tertentu, seperti pada saat  matahari terbenam, sang putri ini juga mengatupkan daunnya dan akan merekah kembali pada saat matahari terbit. Disamping itu tanaman ini juga akan menutup daunnya ketika hewan herbivora ingin memakannya.  Hewan  menjadi  tidak  berminat  untuk  memakannya  karena  daun menjadi layu dan pucat, seperti tidak segar lagi.Apabila  kita  perhatikan  secara  seksama,  Putri  malu  memiliki beberapa fakta yang menarik. Pertama, putri malu sangat invasiv terhadap tanaman lain dimana dia hidup,  artinya putri  malu  dapat  berkembang  dengan cepat  melebihi  populasi tanaman lain. Kedua, putri malu tahan terhadap cekaman abiotik, bila kita perhatikan disaat  kondisi  kekurangan  air,  dia  mampu  tumbuh  dengan  baik.  Seandainya tanaman tersebut di tebang/dipotong sekalipun, akan tetap kembali survive.
Menilik dari  fakta  tersebut,  pasti  ada  sesuatu  yang  luar  biasa  di  area  perakaran  sehingga mampu memberi hidup bagi sang putri.Dalam perakaran putri malu terdapat bintil-bintil akar yang mengandung koloni mikroba  yang  bersimbiosis  mutualisme  dengan  akar putri malu  tersebut.  Beberapa mikroba yang terkandung dalam akar putri malu antara lain :
  1. Rhizobium, merupakan bakteri gram negativ yang bersimbiosis dengan inang tertentu. Mikroba ini menginfeksi akar sehingga timbul bintil akar (seperti pada suku leguminosa). Rhizobium  mampu  menambat  nitrogen,  melarutkan  fosfat dan kalium sekaligus, sehingga putri malu selalu nampak hijau dalam kondisi tanah kritis sekalaipun.
  2. Bacillus  sp.  bakteri  ini  mampu  melarutkan  fosfat  dan  kalium  serta menghasilkan  zat  pengatur  tumbuh  tanaman  dan  menekan  perkembangan mikroba pathogen.
  3. Pseudomonas putida merupakan salah satu strain bakteri yang terdapat pada perakaran putri malu.  Bakteri  ini  mampu  menekan  serangan  penyakit  layu bakteri pada tanaman tembakau di Sumatera Utara.
  4. Actinomycetes,  merupakan  bakteri  yang  memiliki  kemampuan  untuk menghasilkan  antibiotik.  Bakteri  ini  banyak  terdapat  pada  perakaran putri malu. Dalam pengendalian  hayati putri  malu  juga  banyak  dimanfaatkan  sebagai pestisida nabati. Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai pestisida nabati yaitu akar,  batang  dan  daun.  Menurut  Setiawati,dkk  (2008),  kandungan  kimia  dari tanaman  ini  adalah  senyawa  mimosin,  asam  pipekolinat,  tannin,  alkaloid,  saponin, triterpenoid,  sterol,  polifenol  dan  flavonoid.  Kandungan  senyawa  inilah  yang kemudian  dimanfaatkan  sebagai  pestisida  nabati. Dari  beberapa  hasil  penelitian ekstrak  akar  dan  daun  putri  malu  ternyata  mampu  mengendalikan  penyakit atraknosa,dan alternaria. Aplikasi ekstrak akar Mimosa pudica pada tanaman cabai ternyata  dapat  menekan  insidensi  penyakit  pada  buah  dan  mampu  menekan keparahan penyakit pada daun dan buah.

Dalam  dunia  farmasi  ekstrak  putri  malu  juga mampu mengatasi  imsomnia, bronchitis, panas tinggi, rematik dan cacingan. Ternyata begitu banyak yang dapat kita gali dari si pemalu ini, oleh karena itu jangan remehkan keberadaannya, meski merupakan tanaman liar tetapi punya potensi luar biasa.

Pustaka
Anonim,    ,  PGPR  dari  Akar  Putri Malu, http://ceritanurmanadi.wordpress.com diakses tanggal 15 Oktober 2014, jam 12.00 wib.
Anonim, 2014, Putri Malu, http://id.wikipedia.org/wiki/Putri_malu diakses tanggal 15 Oktober 2014, jam 11.15 wib.
Setiawati,  Murtiningsih,  Gunaeni  dan  Rubati,  2008. Tumbuhan  Bahan  Pestisida
Nabati  dan  Cara  Pembuatannya  Untuk  Pengendalian  Organisme

Pengganggu  Tumbuhan  (OPT),  Balai Penelitian  Tanaman  Sayuran.  Hlm. 153.

No comments:

Post a Comment