Camera : Oppo mirror 5, ISO-100, fl 3mm, no flash,
Capung
(Odonata) banyak dijumpai di ekosistem persawahan (Shepard et al, 1992),
sehingga memiliki peranan penting pada ekosistem tersebut. Capung dapat
berfungsi sebagai serangga predator, baik dalam bentuk nimfa maupun dewasa, dan
memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk serangga hama
tanaman padi, seperti: penggerek batang padi (Chilo sp),
wereng coklat (Nilaparvata
lugens), dan walang sangit
(Laptocorisa acuta) (Borror et al., 1992; Shepard et al, 1992).
Selain itu,
capung dapat dijadikan sebagai indicator kualitas ekosistem
(Jhon, 2001). Hal ini
dikarenakan capung memiliki
2 habitat :
air dan udara. Odonata
dewasa betina dalam
melakukan oviposisi memilih
habitat perairan yangjernih dan bersih, serta nimfa rentan
terhadap kualitas air terpolusi (Borror et al., 1992; Jhon,2001).
Odonata adalah
kelompok serangga yang
berukuran sedang sampai
besar dan seringkali berwarna menarik.
Serangga ini menggunakan sebagian besar hidupnya
untuk terbang. Capung juga
memiliki tubuh yang
langsing dengan dua
pasang sayap, dan
memiliki pembuluh darah
jala. Selain itu
capung juga memiliki
antenna pendek yang
berbentuk rambut, kaki yang berkembang baik, alat mulut tipe pengunyah,
mata majemuk yang besar, abdomen panjang dan langsing (Boror et al., 1992).
Habitat
capung menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke
pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai
dari tepi pantai hingga ketinggian
lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenis capung, umumnya merupakan penerbang yang kuat
dan luas wilayah
jelajahnya. Beberapa jenis
yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah
hidup yang sempit (Wikipedia Indonesia, 2006).
Capung
(Odonata) juga memiliki karakter yang istimewa yaitu dapat melakukan perkawinan
di udara
dalam berbagai cara. Sebelum kawin,
serangga jantan akan
membengkokkan perutnya ke arah depan dan menyalurkan spermatozoa ke dalam
organ seperti kantung kemih pada sternite kedua
dari perut. Dalam
perkawinan, serangga jantan
menggunakan terminal classper yang
dimillikinya untuk memegang
serangga betina pada
daerah sekitar leher, serangga betina kemudian akan
membengkokkan perutnya ke arah depan menuju ke sternite kedua dari perut
serangga jantan, yang merupakan tempat terjadinya transfer spermatozoa ke tubuh betina
yang sebenarnya. Mekanisme
ini tidak ditemukan
pada serangga ordo
lain (Borror et al., 2002).
Betina akan
meletakkan telurnya pada
pada tumbuhan yang berada di air.
Beberapa jenis Odonata menyukai
air yang menggenang
untuk menaruh telurnya,
beberapa jenis yang lainnya menyukai air yang agak deras. Telur tersebut akan menetas
menjadi nimfa melalui proses
metamorfosis tidak sempurna.
Nimfa merupakan makhluk
kecil yang diperkirakan terdiri dari 10-13 instar
(Paulson, 2004). Nimfa memiliki bentuk tubuh yang berbeda dengan bentuk dewasanya, yaitu mempunyai sepasang
mata yang besar,
kaki yang berkembang dengan baik
dan bagian mulut
yang dipergunakan untuk
menangkap dan mengigit mangsanya. Nimfa
tersebut akan matang dalam
waktu satu tahun.
Pada spesies yang
lebih besar, perkembangan dapat mencapai waktu dua sampai empat tahun.
Ketika telah mencapai titik tumbuh maksimal, nimfa akan
merayap menuju kepermukaan
air dan menempel
pada sebuah tongkat, batang, atau objek lainnya untuk melakukan
pergantian kulit yang terakhir. Serangga dewasa
yang baru terbentuk ini akan mengalami pengerasan dan pewarnaan kulit dalam
waktu yang relatif lambat, beberapa spesies memerlukan waktu satu sampai dua
hari untuk melakukan proses ini (Borror et al., 1992).
Nimfa Odonata
semuannya adalah akuatik (Corbet, 1995), terutama hidup pada kolam, danau atau
hulu sungai dan makan berbagai macam organisme akuatik yang kecil. Biasanya
mereka tinggal menunggu korban-korban
mereka, yang lainnya tinggal
pada tumbuhan atau
ada di dalam lumpur.
Nimfa memiliki mulut tipe
pengunyah, dengan pemanjangan
dan sebuah engsel untuk
membentuk suatu organ
penangkap yang kuat
untuk membunuh mangsanya. Selain itu nimfa juga mempunyai
kaki yang kuat, dan insang yang bergerigi di dalam rektum. Nimfa-nimfa ini
berenang karena goyangan tubuhnya, dan insang yang berfungsi seperti ekor ikan.
Nimfa capung bernapas dengan cara menarik air ke dalam rektum melalui dubur dan
kemudian membuangnya (Borror et al., 1992).
Beberapa penelitian
mengenai Odonata telah
banyak dilakukan, diantaranya
penelitian mengenai
keanekaragaman Odonata dan
hubungannya dengan ekosistem
dan penggunaan lahan di
Semenanjung Utara Malaysia (Siregar et al., 2004), juga penelitian kehadiran
nimfa Odonata di berbagai
habitat persawahan Ahmad
(1982). Penelitian tersebut
lebih menekankan pada faktor lingkungan yang mempengaruhi populasi
Odonata. Beberapa aspek lain,
seperti hubungan populasi
Odonata dengan fenologi
padi (perkembangan tanaman) belum banyak dikaji.
Populasi Odonata
juga dipengaruhi oleh
faktor abiotik dalam
perkembangan hidupannya, seperti penggunaan
insektisida. Insektisida yang
digunakan secara tidak
langsung dapat berdampak pada
populasi Odonata. Hal
ini telah dilaporkan
Kobayashi (1961), dalam Asahina et al., 1970; dalam Ahmad 1982,
yang menyatakan bahwa Odonata merupakan salah satu predator insekta yang
mengalami kerugian hebat akibat penggunaan insektisida terhadap penggerek batang
padi. Asahina et al.,
1970 dalam Ahmad
1982 juga melaporkan bahwa akibat penggunaan insektisida terhadap
penggerek batang padi yang dilakukan tahun 1955-1959 di Jepang, mengakibatkan
populasi Odonata mengalami penurunan yang drastis.
Sumber: Irwandi
Ansori, KEANEKARAGAMAN NIMFA ODONATA (Dragonflies) DI BEBERAPA PERSAWAHAN
SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA
FKIP UNIB
No comments:
Post a Comment